BacaJuga: Tafsir Mimpi Tentang Binatang dalam 5 hari — Tafsir Mimpi Burung Kenari 2D 3D 4D Menurut Buku Mimpi Arti Mimpi Merawat Burung Kenari Menurut Primbon Tanda Baik Mimpi Menangkap Burung Kenari ada Tidak ada salahnya jika Mimpi menangkap Burung anda kaitkan Inilah 8 Arti Mimpi Burung Menurut Primbon Jawa, Ada Kabar Reddit Fake Dabs 3
Dengandemikian, malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang penghuninya memelihara anjing sebagaimana pengertian tekstual, harfiah, atau skriptural dari hadits tersebut. Di samping makna zahir tersebut, ada makna lain yang dapat dipahami dari teks hadits tersebut. Imam Al-Ghazali mengatakan, rumah tidak melulu berarti ruang secara fisik.
Adajumhur yang mewajibkan memelihara jenggot. Ada pula yang menyatakan hal itu sebagai sunah, tidak berdosa bagi seseorang yang mencukurnya. Mengingat tradisi telah berubah, maka menurut mazhab Syafi'i, mencukur jenggot itu hukumnya makruh. Sedangkan hukum memelihara jenggot adalah sunah. Bagi yang memelihara jenggot, pahala baginya.
LPSKmenyebut, hingga saat ini tidak ada informasi siapa yang melihat peristiwa pelecehan seksual kepada istri Sambo. "Bharada E mengatakan karena mendengar teriakan kemudian dia mau turun dari tangga, tapi kemudian ada tembakan ke arahnya dari Joshua kemudian dia membalas tembakan itu," ujar Ketua LPSK Hasto Atmojo Suroyo.
Berbagaiperalatan yang diperlukan agar Anda berhasil memelihara ikan cupang diantaranya: Belilah pemanas dengan termostat--ikan cupang menyukai suhu air antara 24-27ºC. Cupang mungkin memerlukan pemanas dalam beberapa kasus--misalnya, jika Anda tinggal di negara yang dingin atau jika Anda memiliki akuarium yang berada di bawah suhu
Kalausaya pribadi, karena tidak ada space, tidak punya kemampuan melatih anjing, dan belum sanggup terlalu sering membersihkan jilatan anjing, saya cukup melihat2 saja orang yang main2 dengan anjingnya. Bagi yang memelihara anjing, semoga anjingnya sehat selalu, gizi dan kebersihan bulunya terjamin.
TigaAlasan Raja-raja Tidak Senang Anjing. Selain karena faktor najis dalam ajaran Islam, setidaknya ada tiga alasan yang menjadi alasan raja-raja Arab tidak menyenangi atau memelihara anjing, sebagaimana tulisan Ahmad Umar dalam Pertama, anjing bukanlah bagian dari tradisi umat Islam, dan yang melemahkan pandangan ini
Itumerupakan aturan yang dibuat oleh RT setempat. "Memang itu kepengurusan di RT 02 RW 07 sudah ada tata tertib selaku warga mengenai hak dan kewajiban dan larangan juga. Salah satunya tidak memelihara hewan atau ternak apapun. Bukan hanya hewan anjing saja," ujar Deden ketika dihubungi Kompas.com, Minggu (24/9/2017).
Bahkanbanyak yang memelihara di rumah untuk keamanan dan menjaga rumah. Terdapat 3 permasalahan yaitu: 1. Hukum memelihara anjing. Hukum memelihara anjing adalah tidak boleh apabila tidak ada hajat. Tetapi apabila ada hajat seperti untuk berburu atau menjaga rumah maka diperbolehkan. 2.
OlehSuli Partono Saat pemburu berupaya mendapatkan saya, dengan susah payah harus menemukannya dalam persembunyian di siang hari,saya dalah kukang, aktif di malam hari, dalam bersembunyi hampir sulit karena warna tersemarkan oleh dedaunan yang coklat, hanya dengan meringkuk bebas sudah terhindar dari predator alami .teman teman saya nanti sebut mereka, HANYA manusialah yang mau mengusik []
memeliharakesehatan dengan tepat. 2. Dengan menirukan kata-kata yang dibacakan oleh guru, siswa dapat menambah kosakata tentang • Siswa membuat gambar pada gambar anak yang tidak mematuhi aturan. • Salah satu benda yang ada di kelas adalah lambang negara Garuda Pancasila. • Lambang negara Garuda Pancasila memiliki 5 sila dengan
IDXChannel- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) siap mendukung pengembangan budidaya jagung di Papua dan NTT untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional.. Dukungan diberikan melalui pembangunan bendungan untuk untuk irigasi pertanian dan pengembangan food estate. Dukungan infrastruktur lain juga diberikan untuk mendukung peningkatan produksi dan ekspor jagung pada
MOMSMONEYID - Bagi Anda yang baru akan memelihara kucing untuk pertama kalinya, tentu ada perasaan excited dan senang yang hinggap di pikiran Anda. Memang, kedatangan kucing sebagai penghuni rumah yang baru akan membuat rumah semakin ramai. Oleh karena itu, Anda perlu menyiapkan berbagai benda dan perlengkapan yang akan membuat si kucing merasa nyaman dan betah tinggal di rumah.
Selamahal tersebut dilakukan dengan cara yang baik dan tidak ada unsur menganiaya ataupun menyakiti di dalamnya, maka hal tersebut dibolehkan. Adapun memelihara binatang tapi tidak memenuhi kebutuhannya, maka Nabi mengancamnya dengan balasan neraka, karena ia telah berbuat zalim terhadap binatang tersebut. Dalam sebuah hadis sahih riwayat
Artinya "Dan tidak ada seekor binatang pun yang ada di Bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan semuanya merupakan umat-umat (juga) seperti kamu " [QS. al-An'am (6): 38] Islam mengajarkan bahwa berbuat baik dan lemah lembuh harus dilakukan kepada siapa saja, termasuk juga kepada binatang.
igIo. Getty Images In English Sara Knowles, una consultora de recaudación de fondos de Denver, guarda recuerdos felices de sus caminatas deportivas en la nieve, acompañada de Sadie Mae, su perrita pastora australiana que iba cómoda en la mochila a sus espaldas. El dúo había disfrutado de las aventuras al aire libre por muchos años, incluso cuando Knowles, ahora de 63 años, lidiaba con los peores síntomas de la artritis reumatoide. Las complicaciones a causa de sus numerosas operaciones, y el dolor y entumecimiento causados por la artritis finalmente hicieron demasiado difícil que Knowles cuidara de su activa compañera. Sara contrató a gente que saca a pasear a perros, y contaba con la amistad de estos para que cuidaran a Sadie cuando hacía falta, pero no fue suficiente. "Tenía que reconocer mis limitaciones. No iba a mejorar. Eso no sucedería. Además, no estaba bien que me quedara con ella, dice Knowles. Tomó dos intentos encontrar el hogar adecuado para Sadie, con la hermana de una amiga. "Siempre me envían fotos", dice. Cuándo dejarlos ir Las mascotas dan su amor y compañía a personas de todas las edades, y tienen la función importante de reducir el aislamiento que sufren los adultos mayores. Pero las enfermedades o los problemas de movilidad pueden hacer difícil que le des el hogar que necesita tu mascota. Julia Veir, profesora de medicina interna de animales pequeños en el Colorado State University Veterinary Teaching Hospital de Fort Collins, Colorado, dice que el momento de ceder una mascota o conseguir servicios en el hogar es cuando el dueño ya no la pueda sacar a caminar, asear, alimentar o administrarle los medicamentos adecuadamente. En los perros, la raza puede afectar la decisión. "Los galgos son perfectamente felices cuando duermen en el sofá veintitrés horas y media al día", dice Veir. "Muchos labradores retrievers tienen gran energía y vigor. Si los desatiendes y no les das estímulo, se volverán destructivos y morderán los muebles porque tienen demasiada energía. Básicamente, necesitas sacarlos a pasear o el encerramiento los pondrá muy inquietos". Si lo puedes costear, Lauren McCarron, fundadora de Joyful Pets en inglés, un servicio de cuidado y adopción de mascotas en Amherst, Massachusetts, recomienda que mantengas a tus mascotas en tu hogar y utilices alguno del creciente número de servicios para mascotas que consigues en línea. Añade McCarron que las mascotas son "todo" para la mayoría de los adultos mayores. Los servicios locales Sitios web en inglés como Rover, Wag! y Task Rabbit ofrecen servicios para sacar a pasear a los perros. También existen otros programas en línea que te ayudarán a encontrar servicios como el de recorte y aseo, o recogida y eliminación de desperdicios, entre otros servicios que puedes necesitar para el cuidado de tu mascota. Tu veterinario y tus amigos pueden servir de recursos, dice McCarron. "Ahora, con los servicios de pedidos por internet y entrega en casa, ya no tienes que salir a comprar comida de perros o arena para gatos. Te ahorrarás todas esas salidas y el acarreo de artículos pesados". Si tu mascota está enferma, Veir recomienda contratar a un técnico veterinario que busque complementar su ingreso. "Según el área donde vivas, los técnicos veterinarios pueden aplicar fluidos subcutáneos a gatos con enfermedad renal", dice Veir. Añade que pueden visitarte diariamente y administrar medicamentos. Ceder tu mascota puede ser muy doloroso. En la encuesta nacional sobre la vejez y la salud 2018 National Poll on Healthy Aging en inglés, auspiciada por AARP y University of Michigan, se analizó las respuestas de 2,051 adultos entre 50 y 80 años y se descubrió que más de la mitad eran dueños de una mascota. El 72% de quienes indicaron vivir solos o tener una salud física regular o mala dijo que su mascota le “ayuda a sobrellevar los síntomas físicos o emocionales”, según un informe de la encuesta, publicado el año pasado. El impacto emocional "Para mi mamá, entregar su perro era inconcebible", dijo Teri Wright, una psicóloga con práctica privada y residente de Santa Ana, California. Teri adoptó al perro de su madre cuando esta se mudó a vivir en un centro con asistencia a causa de su demencia. "Pero el hecho de poder cuidar o no del perro era secundario al hecho de poder cuidar de sí misma". Para encontrarle un nuevo hogar a tu mascota, primero busca dentro de tu círculo familiar, dice McCarron. Ella sugiere enviar mensajes electrónicos en grupo a los miembros de tu familia con la esperanza de encontrar a alguien que, al menos temporalmente, pueda hacerse cargo de tu mascota mientras investigas opciones más permanentes. Si necesitas más ayuda, pueden servir los servicios profesionales de reubicación, como Rehome with Love o Rehome by Adopt-a-Pet en inglés, que es administrado por el sitio de adopciones sin fines de lucro más grande de Norteamérica. También puedes investigar las organizaciones de rescate de razas específicas, o los refugios donde no se sacrifican las mascotas, es decir, que no se matan mascotas sanas o tratables si ya no hay espacio para alojarlas. en inglés una base de datos en línea a la que puedes acceder. Tienen un directorio con casi 11,000 albergues de animales y organizaciones de adopción en todo Estados Unidos, Canadá y México. También provee información sobre adopción para casi todas las razas de perros, desde affenpinschers hasta Yorkshire terriers, y de gatos desde abisinios hasta York chocolate. Las comunidades de vida asistida y los hogares de ancianos a menudo permiten visitas de mascotas, lo que McCarron aplaude. “Cuando eres mayor y la gente no te comprende, estas pequeñas mascotas como quiera te muestran su amor. Simplemente te aman tal como eres”, dijo.
Jawaban tidak boleh sampai kelelahan Jawabana. bermain tidak boleh sampai kelelahanPenjelasansemoga membantu^^
HEWAN eksotis memang menarik dijadikan peliharaan. Tapi, perlu diketahui bahwa tidak semua hewan eksotis itu bisa Anda jadikan hewan peliharaan. Karena beberapa alasan, hewan eksotis diharuskan tetap tinggal di habitat aslinya ataupun di penangkaran. Berikut 10 hewan eksotis yang tidak bisa dijadikan peliharaan 1. Burung Hantu Kemunculan Hedwid si burung hantu peliharaan Harry dalam film Harry Potter membuat hewan ini mulai diperhitungkan untuk dijadikan hewan peliharaan. Tatapan mata yang tajam serta bentuk kepala yang seperti hati membuat orang-orang jatuh hati pada pandangan pertama. Apalagi mengingat burung hantu memiliki kesan misterius, apalagi yang kurang dari burung satu ini? Burung hantu termasuk hewan yang ilegal dikarenakan mereka butuh penanganan spesial. Mereka sangat soliter dan teritorial. Ditambah lagi mereka adalah predator. Berada di sangkar bukanlah tempat yang tepat bagi burung hantu. Burung hantu yang berukuran kecil bisa hidup hingga 20 tahun, sedangkan yang besar bisa hidup sampai 50 tahun. 2. Capybara Nama capybara memang jarang terdengar apalagi ditemukan di Indonesia. Namun hewan yang termasuk hewan pengerat ini termasuk salah satu hewan eksotis yang sering dijadikan hewan peliharaan di beberapa negara. Capybara adalah hewan pengerat terbesar yang bisa mencapai berat hingga 63,5 kg. Mereka lucu dan semi-aquatic. Memelihara mereka, kalian butuh akses kolam agar mereka bisa berenang. Meski sangat lucu dan manis, memelihara capybara sangatlah sulit. Capybara terbiasa hidup berkelompok. Sebelum membeli capybara, ada beberapa persyaratan yang cukup rumit untuk diselesaikan. 3. Sloth Wajah sloth yang lucu membuat banyak orang tertarik. Sloth memang sering disebut sebagai beruang versi kecil. Usia sloth terbilang cukup lama yakni 30 sampai 40 tahun. Ciri-ciri sloth yang umum diketahui orang adalah kukunya yang panjang dan mereka adalah hewan yang sangat-sangat lamban. Memelihara mereka memang menarik, tapi perlu diingat bahwa hewan ini adalah hewan yang ilegal. Sloth dinyatakan ilegal untuk dijadikan hewan peliharaan karena populasinya mereka yang semakin lama semakin sedikit dan mereka sudah diambang kepunahan. Jika kalian sayang dengan hewan eksotis ini, maka biarkanlah mereka hidup di alam bebas. 4. Kinkajou Siapa yang tidak kenal Paris Hilton? Seorang pebisnis, sosialita, model, artis, penyanyi, DJ, dan yang paling utama adalah, Paris Hilton merupakan cucu dari Conrad Hilton yang merupakan pendiri dari Hilton Hotels. Dari banyak peliharaan yang dimiliki Paris Hilton, tidak ada yang seeksotis daripada kinkajou. Kepopuleran kinkajou meningkat berkat Paris Hilton. Tapi, penting untuk Anda ketahui, untuk memelihara kinkajou tidaklah mudah. Kinkajou memiliki rentang usia antara 23 sampai 40 tahun. Untuk bisa bertahan hidup selama itu, kinkajou haruslah hidup di alamnya, tempat dimana dia bisa bergerak dengan bebas. 5. Serval Dibandingkan dengan kucing pada umumnya, serval memang tampak berbeda. Terutama di bagian telinganya yang berdiri tegak. Serval adalah salah satu keluarga kucing yang tidak diragukan lagi cantiknya. Kucing eksotis ini merupakan kucing yang berasal dari wilayah Afrika. Memelihara serval tidaklah sama seperti memelihara kucing biasa. Serval memang bukan kucing yang agresif, tapi serval tergolong dalam jenis kucing liar, itulah yang membuat mereka sulit ditebak. Insting liar merekalah yang membuat serval sulit untuk dikontrol. Di beberapa wilayah di Amerika, memelihara serval membutuhkan surat ijin khusus. Tapi, ada beberapa negara yang masih melegalkan serval. 6. Kucing Besar Mungkin kalian ada yang merasa iri melihat ada orang yang bisa memelihara kucing-kucing besar seperti singa, macan, leopard, dan lain sebagainya. Meski ada embel-embel kucing, mereka tidaklah sama seperti kucing rumahan. Mereka liar dan juga buas, lengah sedikit, bisa-bisa kalian berakhir di dalam perut mereka. Karena kucing besar termasuk hewan yang berbahaya, kepemilikan mereka di rumah juga dilarang. Tidak hanya bisa membahayakan anggota keluarga, bisa juga membahayakan orang lain. Banyak negara yang sudah menerbitkan larangan untuk memelihara kucing besar. Hanya dengan ijin khusus yang rumit demi kepentingan komersial barulah kepemilikan kucing besar diperbolehkan. 7. Blue Macaw Apa ada di antara kalian yang belum menonton film animasi berjudul Rio? Film tersebut mengisahkan cerita tentang penyelundupan burung Blue Macaw. Burung Blue Macaw merupakan hewan asli dari Amerika Selatan. Hewan ini sangat populer karena memiliki warna biru yang indah. Banyak orang yang membeli Blue Macaw untuk dijadikan peliharaan. Blue Macaw memang cantik, tapi hewan ini tidak bisa dijadikan hewan peliharaan. Karena Blue Macaw sangat sulit untuk dirawat. Mereka memang jinak dan pintar, tapi kebanyakan orang enggan membeli dua burung sekaligus. Padahal, Blue Macaw membutuhkan pasangan agar mereka tidak merasa depresi. 8. Wallaby Memelihara kanguru jelas tidak bisa dilakukan, lalu bagaimana dengan wallaby? Wallaby adalah hewan yang sangat dekat dengan kanguru. Bahkan mereka sering disebut sebagai kanguru mini. Di Australia, kalian bisa menemukan hewan ini dengan sangat mudah. Di Amerika, jumlah wallaby lebih sedikit dan mereka dijadikan sebagai salah satu hewan peliharaan. Mereka adalah hewan eksotis, itu membuat mereka sulit untuk dipelihara. Sebelum membawa pulang wallaby, ada banyak hal yang perlu diperhatikan. Pertama, pastikan negara tempat kalian tinggal memang mengijinkan. Kedua, wallaby membutuhkan ruangan outdoor yang sangat luas untuk tinggal. Dan terakhir, surat ijin. 9. Sugar Glider Sugar glider adalah salah satu hewan berkantung yang kini menjadi tren. Memiliki tubuh kecil seperti hamster dengan kemampuan melompat atau terbang. Bentuknya yang lucu inilah yang membuat banyak orang tertarik untuk memelihara sugar glider. Tapi, selayaknya hewan marsupial, hewan ini butuh perhatian ekstra. Sebenarnya, sugar glider bukanlah hewan peliharaan yang legal. Butuh persyaratan khusus untuk merawatnya. Sugar glider tidak bisa hidup sendiri, jadi kalian harus membelinya berpasangan untuk mencegahnya merasa depresi. Sugar glider memiliki menu makanan yang ketat seperti larva dan serangga. Dan yang pasti, mereka butuh ruangan yang besar agar bisa bahagia layaknya di alam lepas. 10. Sigung Ada yang berpendapat sigung adalah hewan yang menyebalkan, namun ada juga yang menganggap mereka adalah hewan yang lucu. Banyak orang membenci sigung karena mereka mengeluarkan bau yang sangat tidak sedap. Namun, sigung mengeluarkan bau tak sedap hanya ketika mereka merasa terancam. Lagipula, kelenjar bau mereka bisa kok dihilangkan. Ada beberapa negara yang memperbolehkan warganya memelihara sigung dan ada negara yang tidak. Ada banyak alasan yang sulit diungkap kenapa memelihara sigung dilarang. Bahkan di negara yang memperbolehkan, mereka yang ingin memelihara sigung terlebih dahulu harus memastikan kelenjar baunya sudah dihilangkan. wkp/wtc/es
- Tren memelihara satwa liar di kalangan masyarakat bermunculan belakangan ini. Mereka yang memelihara satwa liar kebanyakan adalah tokoh masyarakat seperti influencer dan pejabat publik. Padahal, kedekatan mereka, bisa berbahaya bagi manusia dan mereka sendiri, apalagi jika dikelola dengan cara yang kurang tepat. Risiko dari kedekatan manusia dengan satwa liar adalah penularan virus zoonosis. Di alam liar, satwa memiliki virusnya masing-masing, jika jarak kehidupannya dengan manusia, penularan ke manusia sangat tinggi. Belum lagi, mungkin virus yang kita miliki juga bisa terpapar pada mereka. "Masalahnya, orang-orang ini punya pengaruh yang nantinya menjadi contoh," kata peneliti alumni Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia Rheza Maulana. Dia menerangkan pendapatnya dalam program rutin National Geographic Indonesia Bincang Redaksi-54 bertajuk Salah Kaprah Kita dengan Konservasi Satwa pada 29 September 2022. "Orang Indonesia itu FOMO fear of missing out," tambah Nur Purba Priambada, supervisor animal management Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia YIARI lewat forum yang sama. "Kita lihat kalau awal-awal pandemi itu kita latah bersepeda, kita ikutan keluar bersepeda alih-alih diam di rumah saja." Satwa liar terancam karena habitatnya menipis. Mereka berpindah untuk beradaptasi dari kepunahan mereka karena alih fungsi lahan, perburuan, pembakaran dan penebangan hutan, dan krisis iklim. Berbagai penelitian menjelaskan, fenomena ini membawa manusia pada pandemi seperti yang dialami lewat COVID-19, virus nipah, dan cacar monyet. Fenomena pemeliharaan satwa liar ini jadi sorotan bagi Rheza terkait kedekatannya dengan manusia. Dia mempublikasikan penelitiannya di Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan pada 31 Agustus 2022. Makalahnya berjudul "Paradoks kepemilikan satwa liar, di tengah pandemi penyakit yang ditularkan oleh satwa liar." Dalam temuannya, tren pemeliharaan satwa liar, khususnya monyet peliharaan, berdasarkan konten di media sosial bermunculan sejak 2020. Awalnya, konten hewan sekadar hewan peliharaan, kemudian berkembang pada jenis satwa liar dan penjualannya. "Memelihara satwa liar itu bertentangan dengan kesejahteraan satwa serta berpotensi menyebarkan penyakit zoonosis. Memelihara satwa liar itu problematik," kata Purba yang merupakan dokter hewan. "Satwa liar. Jadi mereka adalah makhluk hidup yang bukan manusia dan tidak jinak. Ini memiliki hubungan dengan beberapa spesies lain dan hidup liar di daerah tanpa manusia, jadi ini ditekankan dulu," terang Rheza. Baca Juga Dunia Hewan Tak Semua Satwa Liar Pulih selama Kuncitara COVID-19 Baca Juga Dunia Akan Hadapi Kepunahan Masal Hewan di 2050, Ada Gajah Sumatra Baca Juga Keadilan untuk Orangutan Hukuman Selalu Ringan dan Kehilangan Habitat Baca Juga Eksploitasi Perdagangan Satwa Sebabkan Populasi Poksai Mantel Langka Misal, monyet berfungsi untuk kelanjutan ekosistem. Dia suka memakan buah, kemudian berpindah tempat dan membuang biji buah. Pada akhirnya biji yang dibuang menjadi pohon baru, dan menjadi tempat bernaungnya burung liar. "Satwa liar itu tidak sama dengan hewan peliharaan. Hewan peliharaan atau hewan domestik adalah satwa liar yang telah beradaptasi hidup berdampingan dengan manusia selama puluhan ribu tahun," lanjutnya. "Hal tersebut membuatnya terjadi perubahan genetik, baik sifat maupun fisik. Maka dapat mendampingi manusia sebagai peliharaan, sumber makanan, atau hewan pekerja." National Geographic Indonesia Bincang Redaksi-54 Salah Kaprah Kita dengan Konservasi Satwa dengan mengundang Rheza Maulana dan Nur Purba Priambada. Perbincangan diselenggarakan pada Kamis, 29 September 2022. Semua hewan peliharaan, seperti kucing dan anjing, punya cerita bagaimana mereka bisa berdampingan dengan kita. Akan tetapi, jika kita berandai-andai jauh di masa depan dengan satwa liar dipelihara terus-menerus, akan ada ketidakseimbangan ekosistem liar. Semua spesies yang harusnya membantu alam bekerja, pada akhirnya mengalami perubahan sifat dan fisik yang lebih patuh dengan manusia. "Lagi pula buat apa pelihara-pelihara satwa liar? Toh, itu bukan kebutuhan pokok. Kalian tidak akan mati kalau tidak pelihara. Bukan kebutuhan dari sandang, pangan, papan," Rheza berpendapat. Dalam forum itu, saya bercanda, "mungkin sekarang kebutuhan kita berubah jadi sandang, pangan, papan, dan yang baru eksis flexing." Kami bertiga tertawa. Beberapa tokoh masyarakat yang punya pengaruh di media sosial selalu berdalih bahwa peliharaan mereka legal secara hukum. Namun, masalah pemeliharaan satwa liar bukan hanya sekadar antara legal atau tidaknya, tetapi juga pada perawatan dan konservasinya. Kalangan yang mengaku pencinta hewan dengan memelihara satwa liar dan menjadikannya konten mengatakan tindakannya sebagai edukasi. Sayangnya, ada beberapa hal yang kurang diperhatikan dalam memberikan perlakuan terhadap satwa liar yang dipelihara. "Basic pilar konservasi itu ada 3P, perlindungan, pengawetan, terakhir pemanfaatan," terang Purba. Perlindungan adalah bagaimana konservasi melindungi satwa di alam beserta alamnya. Kemudian pengawetan merupakan usaha agar satwa liar bisa hidup lebih lama, terjaga kesehatannya dari paparan penyakit, atau bagaimana mereka bisa bereproduksi. Setelah itu, ada pemanfaatan, di mana pihak yang memiliki satwa liar bisa memanfaatkannya untuk edukasi atau dirawat. "Tapi yang terjadi ke sininya, justru kalau dilihat bagaimana orang bisa memelihara satwa liar lebih ke pemanfaatan," kata Purba. Enrique Lopez-Tapia Kera ekor panjang Macaca fascicularis di Taman Nasional Gunung Leuser. Satwa liar punya hak untuk bisa hidup dan berperilaku sebagaimana mestinya di alam liar. Pemeliharaan mereka di ruang yang sempit, fasilitas tidak memadai, dan membuatnya tidak sejahtera, adalah kejahatan konservasi. Tokoh-tokoh yang memiliki satwa liar cenderung memanfaatkan mereka sebagai peliharaan dan tontonan publik dengan dalih mengedukasi. "Sementara kondisi di alamnya bermasalah, bahkan jadi justifikasi 'ini alam sudah tidak ramah, tidak aman buat si hewan jadi harus di rumah,' terus orang ikut-ikutan memelihara satwa liar," tambahnya. Padahal prinsipnya, konservasi harus fokus terlebih dahulu pada sektor perlindungan dan diikuti oleh pengawetan. Ketika populasi sudah aman, stabil, bahkan berlebih, baru bisa lanjut ke pemanfaatan. Baca Juga Cula Badak Sering Dipotong untuk Konservasi, Apakah Berbahaya? Baca Juga Mengapa Ada Begitu Banyak Keanekaragaman Hayati di Daerah Tropis? Baca Juga Lebih Banyak Spesies Terancam Punah dari yang Diperkirakan Sebelumnya Di bidang ilmiah, satwa liar dipahami juga terkait psikologisnya, atau biasa disebut dengan zoochosis. Setiap spesies, punya zoochosis berbeda untuk dirawat. Itu sebabnya, butuh keahlian yang mendalam untuk merawat mereka, apalagi jika yang dipelihara lebih dari satu spesies. Selain keahlian, pihak yang hendak merawat satwa liar harus memiliki fasilitas yang mumpuni. Misal, jika Anda hendak merawat harimau, Anda memerlukan sangkar yang sangat besar. Ukurannya harus bisa membuat harimau meluapkan kebiasaan alam liarnya. Atau jika Anda hendak merawat burung, sangkar yang digantung tidak cukup, perlu ada sangkar lebar yang bahkan ditumbuhi beberapa pohon di dalamnya. BIG/ArchDaily Kebun binatang 'Zootopia' di Denmark. Gagasan kebun binatang yang berfokus pada aktivitas satwa daripada manusia demi kelestariannya. Dalam penelitian lain, Rheza bahkan membuat desain ramah konservasi satwa liar untuk kebun binatang. Makalahnya dipublikasikan di IOP Conference Series Earth and Environmental Science pada Desember 2018. Konsepnya adalah agar kebun binatang tidak lagi berfokus pada pengunjung manusia, tetapi pada satwa agar bisa bergerak lebih luas. Konsep kebun binatang yang berfokus pada satwa liar daripada manusia sebenarnya sudah dikembangkan di beberapa negara Eropa. Rheza mencoba membuat desain untuk di Indonesia yang lebih kaya kehidupan hayatinya. Dalam perlindungan atau penyelamatan dan pengawetan, pihak swasta sudah diatur menjadi instrumen konservasi umum seperti kebun binatang. Pihak lainnya seperti taman margasatwa, kebun raya, dan museum zoologi. Instrumen lainnya adalah konservasi khusus, bertujuan untuk penyelamatan satwa. Contohnya seperti pusat rehabilitasi satwa, pusat konservasi khusus, pusat pelatihan gajah. Pada konservasi umum, mereka memiliki hak khusus untuk peragaan dan edukasi. Akan tetapi, kerap terjadi bahwa hewan di kebun binatang dimanfaatkan dengan tidak wajar. Misalnya harimau yang tenang agar pengunjung bisa berfoto, atau latihan kasar hewan untuk sirkus. Maka dari itu, pihak konservasi umum juga harus memedulikan etika dan kesejahteraan hewan. Selama ini, satwa liar bisa dirawat oleh masyarakat karena alasan agar menghindari perburuan satwa liar dan pasar satwa gelap. Itu sebabnya beberapa pihak yang memelihara satwa liar berani mengakui bahwa izin kepemilikannya legal. Namun, lagi-lagi pemeliharaan satwa liar tidak bisa sembarang orang, terutama awam yang tidak memahami ilmiahnya. Rheza dan Purba memandang bahwa peraturan konservasi di Indonesia sebagai dasar sudah cukup mantap. Masalahnya, pemahaman dan penerapan peraturannya sering diakali, sehingga butuh adanya pembaruan dari regulasi yang sudah ada. Peraturan konservasi mungkin bisa ditegaskan bagaimana sebaiknya pemanfaatan dilaksanakan. PROMOTED CONTENT Video Pilihan
tidak ada yang memelihara