Orangyang melakukan pertunjukan palang pintu adalah. 1. Lihat jawaban. Lihat apa yang dikatakan komunitas dan buka kunci lencana. close. report flag outlined. bell outlined. Masuk untuk menambahkan komentar. Iklan. Menurutensiklopedia, orang yang melakukan pertunjukan palang pintu adalah '''' orang tua penganten laki-laki dan perempuan. Kemudian saya sarankan Anda untuk baca pertanyaan selanjutnya yaitu Proses pengadaan barang /jasa untuk kegiatan yang pendanaannya bersumber dari pinjaman luar negeri dapat dilaksanakan? beserta kunci jawabannya. TradisiPalang Pintu adalah tradisi yang paling populer di kalangan masyarakat Betawi. Bahkan tradisi ini sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. prosesi palang pintu dalam upacara pernikahan dilakukan dengan saling adu seni beladiri antara pihak mempelai laki-laki untuk bisa diterima sebagai keluarga oleh pihak mempelai perempuan ItulahPenejelasan dari Pertanyaan Orang yang melakukan pertunjukkan palang pintu adalah? Kemudian, kami sangat menyarankan anda untuk membaca juga soal Burung kolibri mempunyai paruh yang panjang dan runcing yang berfungsi untuk? lengkap dengan kunci jawaban dan penjelasannya. Apabila masih ada pertanyaan lain kalian juga bisa langsung ajukan lewat kotak komentar dibawah - AiEqE. Sejak dahulu, Betawi mempunyai banyak jenis kesenian atau tradisi yang dapat diangkat ke masyarakat. Salah satunya adalah tradisi palang pintu. Palang pintu mempunyai arti sebagai tradisi untuk membuka penghalang yang diwakili seseorang atau lebih agar dapat masuk ke suatu daerah. Tradisi ini biasanya di pakai pada acara perkawinan atau acara umum menyambut tamu khusus pada acara tersebut. Saat ini, banyak di antara generasi muda yang melupakan kebudayaan Betawi. Oleh karena itu, perlu adanya peran anak muda yang bisa merawat dan melestarikan kebudayaan tersebut. Menurut penggiat seni sekaligus pimpinan Sanggar Kesenian Betawi Kembang Kelapa, Aditya Surya 19, palang pintu identik dengan budaya Betawi terutama acara perkawinan. Tak hanya itu, menurut dia, palang pintu dapat dipakai pada acara resmi seperti penyambutan tamu negara atau tamu khusus. Palang pintu berguna sebagai penggiring tamu dalam memasuki acara tersebut. Biasanya alat-alat yang dibawa dalam acara tersebut hanya kembang kelapa dan alat atraksi silatnya seperti golok serta membawa tim pemusik rebana kecimpring. Kostum yang digunakan juga tidak jauh berbeda seperti halnya pada acara perkawinan yaitu baju koko/sadariah dengan celana kolor panjang dan baju ujung serong pada beberapa orang palang pintu saja. Menguji Kemampuan Pendatang Untuk acara perkawinan, tradisi palang pintu berguna untuk menguji ilmu dari pengantin laki-laki untuk berani mempersunting mempelai perempuan. Pada dasarnya, jawara suatu daerah pasti akan menguji kemampuan kita sebagai pendatang setiap kita pergi ke kampung lain. “Jika nggak bisa kalahin jawara dia nggak boleh kawin, walaupun dia sama-sama suka” ujar Adit. Proses Palang Pintu Pada tradisi ini, terdapat beberapa orang yang melakukan proses tersebut. Terdiri atas dua jagoan dari pihak perempuan, satu jagoan dari pihak laki-laki, satu orang juru pantun dari masing-masing pihak, tiga pembaca shalawat dustur, satu pembaca sike, dan tim musik yang memainkan alat musik Rebana Kecimpring untuk mengiringi mempelai laki-laki. Syarat utama mempelai laki-laki mempersunting mempelai perempuan ada dua, yaitu bisa mengalahkan jawara dan pintar dalam mengaji. Laki-laki jika berada dirumah berkewajiban untuk pandai mengaji agar bisa menjadi kepala keluarga yang baik. Sementara diluar, laki-laki haruslah pandai bersilat agar bisa melindungi keluarganya. “Tidak boleh asal mukul saja, makanya harus belajar ngaji sebelumnya” ungkap Adit. Dengan hal itu, kita dapat mengetahui kualitas pengantin laki-laki. Selain itu, terdapat tahapan-tahapan dalam menjalankan proses palang pintu, yaitu Shalawat dustur, beklai, dan lantun sike. Terdapat Unsur Silat Dalam tradisi palang pintu juga terdapat unsur bela diri, yaitu silat. Jenis yang dipakai adalah silat cingkrik dari wilayah Rawa Belong, daerah Sukabumi Utara dan Kebon Jeruk Jakarta Barat. Sekilas terlihat seperti tarian, akan tetapi kecepatan tangan dan kaki membuat kita yakin seperti sungguhan. Silat Cingkrik sendiri merupakan murni bela diri, namun sekarang ini ia juga digunakan sebagai seni pertunjukan. Tim Sanggar Kelapa sedang memeragakan gerakan silat. Pelengkap dalam Setiap Penampilan Dalam setiap pertunjukannya, Adit bersama tim membawa kembang kelapa. Adit mengungkapkan alasan diambilnya pohon kelapa karena semua bagian pohon kelapa yang ada dapat digunakan mulai dari akar hingga buahnya. Sehingga dengan adanya kembang kelapa tersebut bertujuan agar ketika sudah menjadi kepala rumah rumah tangga yang sah dapat berguna dari segala hal baik keluarga maupun di masyarakat. Tidak lupa kita juga harus membawa roti buaya sebagai seserahan kepada mempelai perempuan yang menandakan mempelai laki-laki telah siap menikah dan akan setia selamanya seperti filosofi buaya yang tidak akan menikah lagi meskipun pasangannya mati. “Namanya buaya tuh seumur hidupnya nggak bakal ganti pasangan” ucap Adit. Tidak hanya itu roti buaya sebagai simbol keberanian dari mempelai laki-laki akan melibas semua tantangan yang ada sebagai kepala rumah tangga. “Buaya adalah hewan yang berani melawan arus sebagai simbol berani yang menerjang apapun yang ada di keluarganya” kata Adi. Alasan roti yang dibawa pada seserahan pada nikahan karena pada zaman dahulu bagi orang Betawi, roti adalah makanan yang paling mewah. Pada zaman itu hanya orang Belanda saja yang memakan roti dan orang Betawi hanya memakan jenis umbi-umbian seperti singkong, ubi, dan lain-lain. Seorang anak muda sedang menancapkan kembang kelapa. Penampilan saat Beraksi Penampilan saat beraksi harus sangat diperhatikan, terutama masalah pakaian. Kostum yang dikenakan para pemain palang pintu terdiri atas pakaian adat Betawi sehari-hari. Untuk laki laki adalah berupa baju Koko Sadariah. Baju Koko Betawi berwarna polos, sedangkan pada bagian bawah memakai celana panjang dengan corak batik yang dengan warna dasar putih, coklat atau hitam. Sebagai aksesoris /pelengkap memakai pelekat berupa sarung yang ditaruh di pundak dan peci hitam. Lebih Peduli dengan Kebudayaan Daerah Sebagai generasi muda, seharusnya kita dapat menjaga dan melestarikan budaya dari masing-masing daerah termasuk budaya Betawi. Adit berpesan agar generasi muda lebih peduli dengan kebudayaan daerah dan dapat melestarikannya melalui tindakan nyata. “ Dari Ciawi ke Cabang Bugin, Ke Cipete lewat Semanggi… Ini Budaya Betawi kudu dikembangin, kalau bukan kita siapa lagi?” tutup Adit dengan pantun. Penulis Theodorus Budiarjo Lahama/Muda Berkata Editor Kompas Corner/Nico Wiranito Foto Theodorus Budiarjo Lahama Home — Orang yang melakukan pertunjukkan palang pintu adalah?Rizgy Agg✅ Jawaban terverifikasi ahliJawabanperwakilan pengantin laki-laki dan perempuanorangtua pengantin laki-laki dan perempuanpengantin perempuanpengantin laki-lakiSemua jawaban benarJawaban D. pengantin laki-lakiDilansir dari Ensiklopedia, orang yang melakukan pertunjukkan palang pintu adalah pengantin jawaban dari pertanyaan Orang yang melakukan pertunjukkan palang pintu adalah?, Semoga bisa membantu kamu ya teman. Jika kamu masih punya pertanyaan lainnya, bisa kamu tulis di kolom komentar dibawah ya!Soal lainnyaNegara yang terletak paling utara di ASEAN adalah? Indikator Pencapaian Kompetensi IPK berorientasi HOTS yang paling tepat, yaitu? Norma yang mengatur cara berperilaku di masyarakat seperti cara makan yang tidak mengecap adalah norma cara usage? Leave a ReplyAlamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai * Name * Email * Add CommentSave my name, email, and website in this browser for the next time I comment. Di Indonesia, suku bangsa yang ada terbagi sesuai daerahnya. Jumlah suku bangsa di Indonesia mencapai ratusan, di antaranya dan yang paling banyak dikenal yaitu suku Betawi. Tradisi budaya dari etnis Betawi sangatlah beragam, baik dalam tradisi upacara pernikahan masyarakatnya, makanan, pakaian, seni tari, musik dan lain sebagainya. Salah satunya adalah palang pintu. Palang Pintu adalah bagian dari warisan budaya etnis Betawi yang dilestarikan dan hingga saat ini masih diterapkan oleh etnis Betawi dalam prosesi pernikahan. Tradisi unik ini berisi laga pencak silat, adu pantun, hingga pembacaan Al-Qur’an dan shalawat. Bagaimana sejarah dan makna dari tradisi yang sudah dilakukan sejak dahulu kala hingga sekarang ini? Yuk, simak selengkapnya berikut ini. Artikel terkait Bebaskan dari Marabahaya dan Kesialan, Begini Asal Usul Tradisi Ruwatan Sejarah dan Asal Usul Melansir dari laman Tirto, Palang Pintu merupakan tradisi untuk membuka mahligai pintu pernikahan dan ketaatan atas norma adat yang berlaku di masyarakat setempat. Hingga sekarang, tidak ada catatan yang menyebutkan kapan Palang Pintu bermula di Betawi. Namun, tradisi ini sudah diselenggarakan tokoh Betawi Si Pitung 1874-1903 ketika akan memperistri Aisyah yang merupakan putri pesohor Betawi, Murtadho. Saat itu, Murtadho dikenal sebagai Jawara Kemayoran. Untuk bisa mempersunting anak perempuannya, Si Pitung harus membuka Palang Pintu, melawan ayah calon Istrinya yaitu Murtadho dengan keterampilan silat dan beradu pantun. Konon ceritanya, Si Pitung berhasil menundukkan Murtadho dalam tradisi Palang Pintu dan menikahi Aisyah, sebagaimana dikutip dari buku Prosesi Adat Perkawinan Betawi Buke Palang Pintu 2013 yang ditulis Bachtiar. Dalam bahasa Betawi, palang artinya penghalang agar orang atau sesuatu tidak bisa masuk/lewat. Artinya, tradisi Palang Pintu dimaksudkan agar pihak mempelai laki-laki membuka pintu restu dari mempelai perempuan. Kemudian, pintu rumah pihak perempuan dijaga oleh jawara sebagai penghalang. Jawara dari mempelai perempuan itu harus ditaklukkan oleh pihak laki-laki atau perwakilan jawaranya. Tata Cara Prosesi Palang Pintu Mengutip dari Validnews, prosesi buka palang pintu adalah hal yang harus dijalani oleh pengantin laki-laki sebelum memasuki lingkungan tempat tinggal pengantin perempuan. Dalam pelaksanaannya, prosesi ini berlangsung di gang-gang, atau jalanan tak jauh dari rumah pengantin perempuan. Pihak pengantin laki-laki akan dihadang oleh pihak pengantin perempuan. Di sini pihak pengantin perempuan menjadi “palang pintu” yang jika ingin dilewati, harus dengan keterampilan dan kedalaman ilmu dari pihak pengantin laki-laki. Pihak perempuan akan menantang pihak laki-laki untuk menguji keterampilan bela diri, silat kata atau berpantun, dan kemampuan membaca Al-Qur’an. Masing-masing pihak pengantin biasanya sudah menyiapkan, setidaknya satu orang jago atau orang yang pandai bela diri, dan orang yang mahir berpantun. Jago dari pihak laki-laki akan ditantang untuk unjuk kebolehan. Begitu juga, niat kuat dari pengantin laki-laki akan ditantang lewat permainan kata-kata dalam sesi berbalas pantun. Artikel terkait Sekura, Tradisi Idul Fitri Asal Lampung yang Pererat Persaudaraan Sebagai sebuah prosesi adat, tentunya jago pihak pengantin laki-laki akan dibiarkan menang dalam adu silat. Biasanya, setelah dua atau tiga jurus, pihak perempuan akan mengatakan cukup’. Dalam adu pantun juga begitu, pihak laki-laki akan dimenangkan, sehingga jalannya terbuka menuju rumah pengantin wanita. Namun sebelum itu, masih ada satu pengujian lagi, yaitu kebolehan membaca Al-Qur’an. Pengantin laki-laki akan membaca Al-Qur’an serta melantunkan salawat. Jika sesi ini sudah dilewati, barulah palang pintu terbuka. Makna Tradisi Palang Pintu Seluruh dari rangkaian pada buka palang pintu tersebut tentu bukan sekadar hanya sebuah prosesi tanpa makna. Ada filosofi yang mendasari hadirnya prosesi tersebut dalam setiap pernikahan adat Betawi, yang mana itu terkait dengan pandangan dan landasan hidup orang Betawi itu sendiri. Pertama, adu silat dimaksudkan agar pihak laki-laki, yang dalam adat Betawi berfungsi sebagai kepala keluarga, harus memiliki kemampuan menjaga dan melindungi keluarganya dari marabahaya. Kedua, keterampilan berpantun bermakna bahwa laki-laki harus dapat menghibur keluarganya agar ceria dan bahagia. Selain itu, adu pantun juga sebagai lambang diplomasi dari pihak laki-laki untuk mencapai kata mufakat dengan keluarga perempuan. Ketiga, pembacaan Al-Quran dan shalawat bermakna bahwa pihak laki-laki harus bisa menjadi imam yang baik bagi keluarganya, paham agama, dan menuntun anak-istrinya dalam kebaikan. Artikel terkait 9 Tradisi pernikahan aneh di berbagai belahan dunia yang masih dipraktekkan Barang-barang Pelengkap saat Prosesi Prosesi ini biasanya juga dilengkapi dengan berbagai barang bawaan dari pihak pengantin laki-laki, seperti kue-kue, perlengkapan pakaian, dan kembang kelapa. Ada juga ondel-ondel hingga kembang kelapa yang mengiringi rombongan pengantin tersebut. Semua itu adalah medium yang digunakan oleh masyarakat Betawi untuk memaknai kehidupan. Misalnya roti buaya melambangkan kesetiaan, ondel-ondel sebagai penolak bala, lalu kembang kelapa yang melambangkan keharusan setiap orang hidup serba berguna, layaknya pohon kelapa yang akar hingga buahnya dapat bermanfaat bagi manusia. Nah, demikian penjelasan mengenai sejarah, makna hingga filosofi tradisi Palang Pintu. Semoga bisa menambah wawasan dan bermanfaat. Sejarah dan tradisi mana lagi yang ingin Parents ketahui? Baca juga Mengenal Dandangan Kudus, Tradisi Kuno Menyambut Ramadan 4 Tahap Prosesi Malam Bainai, Tradisi Jelang Pernikahan dari Adat Minang Metatah, Tradisi Jelang Dewasa Masyarakat Bali dengan Potong Gigi Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

orang yang melakukan pertunjukan palang pintu adalah